Mohon tunggu...
13_Fandi Achmad Fahrezi
13_Fandi Achmad Fahrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tulisan tulisan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antologi Puisi

4 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kisah ini berawal dari pencarian dengan cara tanya sana-sini sampai pada akhirnya GmnI menjadi rumah yang terpilih.

Merdeka!, GmnI jaya!, Marhaen Menang! merupakan pekikkan yang menjadi saksi perjuangan dan memiliki ruang tersendiri dalam labirin memori.

Air mata yang berderai-derai...Gelak tawa yang begitu menggelegar turut menemani dalam proses penggemblengan di dalam rumah kami yang sederhana.

Alangkah beruntungnya kami dapat mewarisi pisau analisis yang begitu tajam...

Alangkah beruntungnya kami terpilih menjadi pewaris sejarah yang begitu melimpah dengan segala pembelajaran di dalamnya...

Semoga segalanya dapat menjadi lebih baik... Regenerasi, Kapasitas berpikir dan hati nurani yang jernih untuk saling memahami.

Meruncinglah tandukmu dan Setialah terhadap kawananmu. MERDEKA!

Kita Bukan Budak

Suara lantang menantang dihiraukan dendang

Dijunjung setara nabastala, terpelanting sedalam palung mariana

Akal dan nalar tak lagi menemukan jati dirinya

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun