Mohon tunggu...
13_Fandi Achmad Fahrezi
13_Fandi Achmad Fahrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tulisan tulisan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antologi Puisi

4 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ada yang istimewa, sebab indah bagi semua.

Apa yang lebih purba dari mawar? Apakah raga yang akan menua? atau..mahkota yang bahkan pernah tanggal bersama kepala.

Jangan-jangan purbanya mawar adalah jaring dari ilusionis yang berhasil menangkap skizofrenia?

Sudahlah... Kembali saja merangkul takaran, mencumbu ukuran dan mesra dengan keadaan. Sebab, tulang dan daging sama-sama bermakna.

Rezeki

Cahayanya yang semakin terik dan sinarnya yang seolah-olah ingin melahap habis seisi bumi. 

Diburu mati-matian oleh kantuk ditengah isi perut yang melompong bersisakan kepulan asap sebagai simbol kegigihan .

Sempat sedikit terlelap kemudian seketika tersentak oleh secerca harapan yang datang dengan riangnya

Ia datang membawa semua hal yang aku curahkan dengan lirih jauh di pelupuk hati.

Benarlah kata imam Malik bahwa terkadang rezeki datang dengan sendirinya tanpa kita cari, ia datang melalui perantara yang tak disangka-sangka.

Putar

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun