Mohon tunggu...
13_Fandi Achmad Fahrezi
13_Fandi Achmad Fahrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tulisan tulisan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antologi Puisi

4 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:24 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukankah ini sebuah kesempatan untuk perbaikan? Bukannya malah meninggalkan dan membenamkan diri di kebun tetangga.

Gundah, buncah dan gelisah terangkum sempurna dalam diam.

Anglocita

Mentari telah semakin terik... Pertanda bahwa diri ini harus segera mengungsi ke suatu tempat yang mampu menyelamatkan kulit, perut serta dahaga.

Perpustakaan kampuslah jawabanya... Gazebo,air mancur dan tahu Tek favorit merupakan suatu sebab yang sulit ditolak. 

Lontong, tahu, kecambah, serta hamburan bumbu kacang pedas yang dipadu-padankan dengan iringan suara "tek-tek" ialah suatu bentuk kebesaran pencipta untuk memuaskan lidah hamba-hambanya.

Entahlah... Tahu Tek pada siang hari itu mengingatkanku pada kadet-kadet di zaman ini. 

Kadet-kadet yang lupa bahwa kesempurnaan tahu Tek terletak pada bumbu kacangnya... Mereka lupa kalau tahu Tek tanpa lontong akan menjadi tahu bumbu... Mereka lupa jikalau sangatlah berbeda antara tahu Tek dan lontong sayur. 

Sungguh Runyam.

Perihal perut telah di usut tuntas oleh tahu Tek itu. Namun, tidak dengan dahaga. 

Acap kali es teh manis merupakan pelipur dahaga yang manjur. Tapi, tidak pada kala itu. Pikiranku kembali menemukan titik temu antara es teh manis dengan kadet-kadet itu.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun