Mohon tunggu...
13_Fandi Achmad Fahrezi
13_Fandi Achmad Fahrezi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai tulisan tulisan edukasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antologi Puisi

4 Juli 2024   22:07 Diperbarui: 5 Juli 2024   18:24 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Agungmu selalu berada diantara dikotomi

Maha meninggikan juga maha merendahkan, pemberi kecukupan juga yang memberi perhitungan, Maha penerima taubat juga Maha pemberi balasan.

Salahkah aku jika mengertikan engkau punya batasan dengan suatu tujuan?

Lantas, mengapa aku harus senantiasa lapang?

Bangkit

Sedih hati mendapati jari-jari yang saling menunjuk namun enggan menunjukan yang terbaik

Bisakah kita abaikan kecemburuan itu? Bukankah dunia pernah di gemparkan bahkan oleh satu orang saja... Lalu, kita yang punya asa dan loyalitas ini mengapa harus ragu? Aku tau niat baikmu, ingin semuanya bersatu bukan? Namun sampai kapan harus dipaksa? Sedangkan disampingmu telah berdiri beberapa orang dengan hasrat dan tekat yang berapi-api. Sudahlah, mari kita wujudkan rumah itu!

Paku Palu

Kita paku pada kayu yang sama

Kayu yang kokoh sehingga rayap pun tak akan sanggup mengikis.

Di hantam keras oleh simposium-simposium yang sebagai mana mestinya sampai rata dengan kayu

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun