Kaget diri ini.
Maunya kami ingin merahasiakan kejadian (kematian) bayi kucing ini dari anak-anak hingga waktu Sahur. Namun, ternyata....kepalang basah....kuberitahu Freya saat itu juga bahwa anak kucingnya mati.
Mata Freya pun berkaca-kaca tanda tak mau menerima sekaligus tak percaya.
Sembari kucoba tenang, Eyra pun bangun dan keluar dari kamar dan dari ekspresi mukanya, dia sepertinya mendengar ucapanku tadi.
Kini semua tahu.
Anak kucingnya Jesslyn mati!
..........................
Darah berceceran di ruang tamu.
Jesslyn terbaring di depan TV.
Kami berpandang-pandangan.
Untunglah, seketika itu kuingat bahwa tadinya saya mau menguburkan jasad anak kucing pertama yang masih tergeletak di pojok kamar depan. Akhirnya kuminta Freya untuk membantuku.