Mohon tunggu...
suray an
suray an Mohon Tunggu... Guru - A Daddy of Two

Currently residing in Jogja. Loves traveling, watching movies, listening to music. Carpe Diem: a motivation to enjoy even trivialities in life.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Aku Nggak Mau Punya Anak!" Kata Anakku yang Masih SD

18 Mei 2020   17:15 Diperbarui: 20 Juni 2020   11:34 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Freya, tolong ambil hape dan bantu Papa, ya. Nyalain flashlight hape untuk bantu Papa ngubur anak kucingnya di depan rumah. Ok?"

Langsung kupakai sarung tangan plastik yang tadi hanya sempat kupegang sebelum Freya nongol.

Langsung kumasuk ke kamar untuk mengangkat jenazah kucing yang sangat imut itu. Ya, kumulai bisa melihat wajah kucing. Tadinya, saya sama sekali tak bisa 100% melihat bahwa itu adalah kucing saking kalutnya diri ini.

Nampak wajahnya yang mungil di bawah lapisan berlendir dan dengan penuh darah.

Karena tak mau mengangkatnya langsung, maka kuangkat semua kain yang ada di bawahnya.

---

Di taman depan rumah.

Gelap.Sepertinya, masih pukul setengah tiga pagi saat itu...atau lebih. Tak ingat. Yang pasti...suara loudspeaker yang meneriakkan suara untuk "memaksa-maksa" sahur belum kudengar.

Saat itulah, baru kusadar bahwa sekopnya tak ada.

Just when I needed it the most, I forgot where I put it.

Baiklah, tak ada sekop, gunting taman pun jadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun