Akhirnya, menyingkirlah diriku dari sudut kamar itu. Kulangsung menuju ruang tamu sambil tetap merasa deg-degan... harap-harap cemas antara excited dan was-was.
Kulihat Mama masih menatap atau setengah mengintip bagaimana keadaan si Jesslyn.
Hmm..I guess it kinda reminded her when she was about to deliver a baby. Naaah...aku mirip-miripin istri sendiri dengan kucing. Anyway, itu sempat masuk ke pikiran saya.
Beberapa menit kemudian, dia setengah berteriak, " Pa, keluar satu. Cepet, sini!
Langsung diriku masuk lagi ke kamar untuk mengintip dan..... benar adanya. Ada satu anak kucing yang masih terbungkus lapisan berair seperti plastik tipis bening.......tapi saya nggak yakin apakah anak kucing memang seperti itu bentuknya pas lahir. Kutak tahan dan tak mau mendekati.
Jadi, hanya beberapa detik lihat....keluar kamar lagi. Tak kuat. Nope. Not me.
Hingga akhirnya...Mama keluar kamar juga sambil terisak kalau anak kucingnya mati!
No Way. Tak mungkin.
Mau tak mau, kukuatkan diri ini masuk kamar lagi untuk mengecek anak kucing pertama yang lahir dan tak bergerak itu.
Benar. Dia membiru.
Why..Oh, Why?