Mohon tunggu...
suray an
suray an Mohon Tunggu... Guru - A Daddy of Two

Currently residing in Jogja. Loves traveling, watching movies, listening to music. Carpe Diem: a motivation to enjoy even trivialities in life.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Aku Nggak Mau Punya Anak!" Kata Anakku yang Masih SD

18 Mei 2020   17:15 Diperbarui: 20 Juni 2020   11:34 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya, kugali tanah dengan gunting taman dengan pencahayaan dari senter hape yang dipegang Freya yang kuyakin masih tak yakin dengan apa yang dia lihat dan sedang lakukan.

Bahkan, mungkin dia pun saat itu tak menyadari bahwa....dia membantu Papanya menguburkan anak kucing yang sudah mati. Kapan anak kucing itu hidup saja dia tak sempat tahu, tiba-tiba dia sudah menerima kenyataan bahwa anak kucing yang dia tunggu-tunggu telah mati dan kini berada di tangan Papanya untuk dikuburkan.

Hening.

Tanpa pikir panjang, pelan-pelan kuletakkan anak kucing yang sudah membiru tak bernyawa tadi ke dalam tanah.

Kucoba pastikan arahnya pun membujur selatan-utara. Sempat-sempatnya saya mikir begitu pula.

Langsung kukembalikan gundukan tanah di sekitarnya untuk menutupnya rapat. Batu-batu putih di taman pun kuambil beberapa buah untuk menandainya.

Selesai.

Hening.

Saya merasa lega karena telah melakukan.....sesuatu yang kurasa......adalah hal yang benar.

Not so fast.

Ketika kukembali masuk ke rumah, Eyra dan mamanya duduk di samping Jesslyn.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun