Mengelap lantai. Oh, penuh dengan bercak darah dan tetesan darah.
Mama...tiba-tiba ke belakang mengambil beberapa kain.
Akhirnya, Jesslyn kami baringkan di kain bahan sprei yang lumayan lebar dan tebal.
Dia pun berbaring lemas di sana walapun perutnya masih besar.
Hening lagi.
Still, we did not know what to do.Â
Akhirnya Mama menyuruhku atau tepatnya memaksaku untuk menengok bayi kucingnya lagi dan memastikan bahwa sebaiknya segera dikubur saja jika meninggal.
Entah apakah itu tindakan yang benar atau tidak. Namun, itulah yang kulakukan sesuai permintaannya. Kuberanikan diri untuk ke kamar dan memastikan bahwa bayi kucingnya tak tergerak dan kutak percaya bahwa itu adalah bayi kucing karena tak terlihat seperti kucing karena terbungkus lapisan berlendir. Tak bergerak.
Akhirnya kuberanikan diri ini.
Kuambil sarung tangan plastik dan kucoba untuk mulai mencoba mengangkatnya ketika tiba-tiba:
"Ada apa, Pa?" Freya keluar dari kamar dan berdiri di sampingku.