Mohon tunggu...
urgent_penting
urgent_penting Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apologi Trinitas – Menanggapi Tulisan Saudara Henny Mono “Al Quran Disandingkan dengan Kitab Kitab Suci yang Lain”

19 November 2009   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dan dapat dilihat dari konteks bahwa penulisan "first, secondly, thirdly" adalah berkaitan dengan point-point yang diajarkan iman yang Apostolik BUKAN mengenai peringkat ranking dari Tiga Pribadi Ilahi. Ini pun bisa dilihat di kalimat awal paragraph 4:

4. Point-point khusus yang jelas-jelas disajikan dalam ajaran para rasul adalah sebagai berikut:

Sungguh merupakan suatu kebohongan yang hanya bisa berasal dari sang bapa kebohongan (ie. Setan) bila seseorang yang membaca seklumit kalimat tersebut TIDAK tiba pada kesimpulan bahwa penggunaan "first, secondly, thirdly" hanya berhubungan dengan point-point artikel iman yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan peringkat APALAGI berkaitan dengan peringkat dari Tiga Pribadi Ilahi!

8. Apakah Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah Alah? Bukti-bukti Kitab Suci yang menunjukkan bahwa Yesus memang mengajarkan bahwa Dia adalah Allah.

Quote menyingkapKabut :

Tanya
Apakah Allah mewahyukan dan mendefinisikan Trinitas kepada Yesus?

Jawab
Berdasarkan Alkitab, Allah tidak pernah mewahyukan dan mendefinisikan Trinitas kepada Yesus. Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Allah mewahyukan Trinitas Kepadanya. Yesus sendiri tidak pernah menyebut-nyebut Trinitas, apalagi akan mengatakan bahwa dirinya adalah anggota Trinitas.

DeusVult :

Pengetahuan Yesus akan Trinitas adalah dalam kepenuhannya melampaui segala pengetahuan manusiawi akan Trinitas. Mengapa? Karena Yesus itu adalah Allah dan tentunya Dia tahu akan diriNya sendiri.

Berikut Catholic Encyclopedia: The Character of Jesus Christ -  , untuk menunjukkan apakah Yesus maklum akan diriNya yang adalah Allah:

pakah Yesus mengajarkan bahwa Dia adalah Allah? Dia jelas-jelas meng-klaim sebagai sang Mesiah (Yoh 4:26), meng-klaim untuk memenuhi deskripsi Mesianik di Perjanjian Lama (Matius 11:3-5; Luk 7:22-23; 4:18-21), meng-klaim untuk diidentifikasikan dengan nama Mesianik saat itu, "Raja Israel" (Luk 19:38; etc), "Putra Daud" (Matius 9:27; etc), "Anak Manusia" (passim), "Dia yang datang atas nama Tuhan" (Matius 21:9, etc.). Terlebih Yesus meng-klaim bahwa Dia lebih besar dari Abraham (Yoh 8:53, 56), daripada Musa (Matius 19:8-9), daripada Solomo dan Yunus (Matius 12:41-42); Dia berkebiasaan meng-klaim dikirim Allah (Yoh 5:36, 37, 43; etc.), memanggil kepada Allah dengan sebutan Bapa (Luk 2:49; etc), dan Dia bersedia menerima gelar "Guru" and "Tuhan" (Yoh 13:13-14). Dia mengampuni dosa sebagai jawaban atas [keberatan para Yahudi] bahwa hanya Allah yang mampu mengampuni dosa (Mark 2:7, 10; Luk 5:21, 24; etc). Dia bertindak sebagai Tuhan atas Hari Sabat (Matius 12:8; etc), dan berkata pada St. Petrus bahwa sebagai "Anak" Dia bebas dari kewajiban untuk membayar pajak kuil (Matius 17:24, 25). Dari permulaan pelayananNya Dia membiarkan Nathanael memanggilNya "Anak Allah" (Yoh 1:49); para Rasul (Matius 14:33) dan Martha (Yoh 11:27) memberiNya gelar yang sama. Dua kali Dia merestui Petrus ketika [Petrus] memanggilNya "sang Kristus, Anak Allah" (Yoh 6:70), "Kristus, Anak Allah yang hidup" (Matius 16:16). Di empat waktu yang berbeda Dia menyatakan diriNya sebagai Anak Allah; kepada orang yang lahir buta (Yoh 10:30, 36); dihadapan dua jemaat para imam Yahudi pada malam sebelum kematianNya (Matius 26:63-64; Mark 14:61-62; Luk 22:70). Dia tidak menunjukkan KePutraan IlahiNya dihadapan Setan (Matius 4:3, 6) atau dihadapan para Yahudi yang mengejekNya (Matius 27:40). Yesus tidak ingin mengajarkan roh jahat misteri KeilahianNya; [sedangkan kepada para Yahudi] Dia memberikan tanda-tanda yang lebih besar dari apa yang mereka minta. Yesus mengenakan pada diriNya sendiri dan membiarkan yang lain mengenakan pada diriNya, gelar "Anak Allah" dalam arti sepenuhnya. Kalau ada kesalahpahaman Dia mestinya mengkoreksi, seperti ketika Paulus dan Barnabas mengkoreksi mereka yang menganggap keduanya Allah (Kisah 14:12-14) [tapi Yesus tidak pernah mengoreksi siapapun].

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun