Mohon tunggu...
urgent_penting
urgent_penting Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apologi Trinitas – Menanggapi Tulisan Saudara Henny Mono “Al Quran Disandingkan dengan Kitab Kitab Suci yang Lain”

19 November 2009   01:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tanya

Kesulitan apakah yang dihadapi Gereja sehingga dibutuhkan waktu sekian ratus tahun untuk mengangkat status Yesus dari sekedar Nabi menjadi "Tuhan penguasa alam semesta"?

Jawab

Pertama, di abad pertama perkembangan agama Kristen, persoalan yang cukup berat muncul di permukaan. Bagaimana caranya agar Tuhan Filsafat Yunani yang Mulia, dan sempurna, dapat menyelamatkan manusia yang berdosa dan tidak sempurna. Untuk mengatasi hal ini, logos filsafat Yunani digunakan sebagai perantara Tuhan dan manusia. Beberapa ahli pikir Yunani yang memeluk agama kristen memandang Yesus sebagai Logos filsafat Yunani (Frost, 1989).

"Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita..." (Yohanes 1:14)

"...Kristus Yesus yanq walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah, itu sebaqai milik yanq harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seoranq hamba dan menjadi sama denqan manusia" (Filipi 2:5-7)

Tetapi karena Logos bukan Tuhan sehingga otomatis Yesus pun bukan Tuhan.

Kedua, ketika Gereja mulai berusaha mengangkat status Yesus menjadi Tuhan, problem lain tampil ke permukaan. Bagaimana caranya mengangkat status Logos yang lebih rendah dari Tuhan ini menjadi setara dengan Tuhan. Untuk mengatasi hal ini, Gereja memperkenalkan ide Logos (Firman) adalah Tuhan Allah.

"Pada mulanya adalah Firman Logos Firman Logos itu bersama-sama dengan Tuhan dan Firman Logos itu adalah (dari) Allah. la Logos pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia Logos dan tanpa Dia (Logos) tidak ada sesuatu pun yanq telah jadi dari seqala yanq telah dijadiakan" (Yohanes 1:1-3)

Paham penyembah berhala ini digunakan sebagai senjata pamungkas oleh para penginjil (Termasuk Hamran Ambrie) untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan menempatkan Yesus sebagai Logos penyembah berahala. Dengan demikian, tuhan Allah (yang "katanya" adalah Logos) yang berada di sorga sudah turun ke bumi mengambil bentuk manusia dalam diri Yesus.

Dalam buku "Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal", hal 94, Hamran Ambrie mengatakan:

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun