Sejauh mana usaha kalian dalam mewujudkan sumpah itu?
Apakah kalian sungguh mencintaiku?
Cukuplah kalian jawab dalam hati.
Dan bersiaplah menghadapi rentetan luapan kekesalanku.
Ya, kesal.
Tapi aku tak marah. Sungguh.
Bagaimana bisa aku sampai hati untuk marah pada kalian?
Aku cuma sebal. Kesal. Dongkol. Jengkel. Itu saja.
Aku tahu segelintir dari kalian telah berjibaku, mengabdikan waktu dan pikirannya demi perkembangan dan kemajuanku. Untuk itu, aku haturkan ucapan terima kasihku yang paling tulus pada kalian. Sekali lagi, terima kasih banyak.
Namun apa daya, rasa jengkelku lebih beraja daripada kesyukuranku.
---
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!