Lihatlah anak-anak di negara berbahasa Inggris yang berjibaku siang malam menghapal ejaan masing-masing kata. Dan konyolnya lagi, agar mereka terpacu untuk menghapal ejaan kosakata bahasa Inggris itu, di Amerika Serikat, kau akan lihat ada perlombaan mengeja kata yang bernama "Spelling Bee". Secara harfiah berarti "Lebah yang Mengeja". Itu pun pada kalangan orang dewasa mereka, masih sering salah dalam menulis kata. Menggelikan, bukan?
Sejujurnya, ya.
Oh, jangan buat aku mulai membahas yang lebih parahnya lagi.
Kau tahu?
Bahasa Cina. Penuturnya menggunakan aksara gambar. Jadi, tak ada yang namanya huruf dalam penulisan mereka, yang ada cuma aksara yang mewakili suatu kata, kurang lebih begitu. Aksara mereka lebih menyerupai gambar. Jadi, satu "gambar" mewakili suatu gagasan.
Jangan harap bisa mengeja kata "orang", menjadi o-r-a-n-g, dalam bahasa Cina. Bahkan, tak ada yang namanya mengeja dalam bahasa Cina.
Kau tahu berapa aksara Cina yang orang Cina harus kuasai agar setidaknya mampu memahami media pada umumnya? Dua ribu!
Itu artinya mereka harus hapal dan ingat bagaimana bentuk dan setiap garis dalam setiap aksara gambarnya. Terbayang betapa sulitnya anak-anak di Cina harus belajar agar fasih baca tulis?
Hmm, dan kau tahu? Vietnam tampaknya tak mau  repot ikut terlibat dalam semua kerumitan itu. Mereka memintasnya dengan menggunakan abjad latin seperti abjad kita, tapi dengan harga mahal yang harus dibayar.
Ya, abjad mereka penuh dengan tanda baca tambahan dan huruf-huruf abjad yang terkesan ganjil yang cukup membuat kerutan dahimu yang tujuh belas itu kembali menari kegirangan di wajahmu.
Silakan pulihkan dulu perhatianmu, karena aku sadar omelanku ini sungguh panjang, mungkin yang terpanjang di dunia. Dan terima kasih sudah bersabar membacanya hingga detik ini. Kau luar biasa. Kuakui itu.