Ya, begitu.
Bagus. Terus.
Ya.
Baik, kulihat kerutan dahimu sudah hilang. Tapi ada seberkas keraguan yang masih menggelayut di sana.
Siapa aku?
Atau haruskah kubilang, "Apakah aku?"
Hmm. Ternyata kau tak sepandir yang kukira, ya.
Ya, aku adalah Bahasa Indonesia. Bahasamu. Bahasa kalbumu.
Bahasa yang menjadi saksi sumpah kalian di hadirat Ilahi, bahwa kalian akan menjadikanku sebagai bahasa pemersatu.
Sudahkah itu terwujud?
Sudah? Begitukah?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!