Mudah saja. Abjadku hanya ada 26 dan itu sudah bisa mewakili semua suara yang dihasilkan dalam bahasa Indonesia. Tak ada pengucapan yang aneh-aneh. Tak ada bunyi sengau, bunyi bergumam atau bunyi letupan di langit-langit atau pun getaran keras di belakang anak lidah, dan bunyi aneh lainnya.
Pengucapanku mudah, sehingga tak meninggalkan logat saat berbicara dalam bahasa lain, seharusnya.
Rata-rata orang Indonesia yang memakaiku sebagai bahasa utamanya atau bahasa yang sejenis denganku, maka saat dia berbicara dalam bahasa lain, dia akan berbicara dengan pengucapan yang bagus, bahkan di atas rata-rata untuk ukuran seorang penutur asing. Mendekati sempurna atau bahkan sempurna jika dia berusaha dengan sungguh-sungguh dalam mengucapkannya. Yang gagal dalam anggapan umum seperti ini adalah mereka-mereka yang kurang usaha atau cenderung malas dalam mempelajari pengucapan yang benar dari bahasa sasaran.
Bandingkan dengan penutur asli bahasa Jepang, Cina, Hindi dalam berbahasa Inggris. Kau akan dapati mereka sangat bersusah payah dalam pengucapannya. Itu karena pengucapan bahasa mereka begitu kental, sehingga logatnya terbawa-bawa saat berbahasa Inggris.
Lanjut.
Penulisanku sangat masuk akal. Apa yang tertulis, itulah yang kau baca.
Dan seharusnya kau bersyukur, mendapatiku sebagai bahasamu.
Kapan aku mewajibkanmu menghapal ejaan setiap kata?
Tak pernah, bukan?
Bahkan ada anak SD yang baru kelas satu saja sudah mahir membacaku.
Tak jarang kalian mengabaikan hal yang terlihat sepele ini, padahal tidak.