Mohon tunggu...
Chris Ryan
Chris Ryan Mohon Tunggu... Dokter - Hanya seorang pencinta bahasa Indonesia

Hanya seorang pencinta bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sebuah Curahan Hati, "Ya, ini aku..."

26 Maret 2019   01:20 Diperbarui: 3 Mei 2020   16:21 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau saja sebagai penuturku kesulitan menjelaskannya, saking begitu halus dan eloknya nuansa makna yang terkandung pada masing-masing kataku tersebut. Apatah lagi mereka, para orang asing itu, tentu mereka tertatih-tatih dalam usaha mereka mencernanya. Mungkin tak terbayang olehmu begitu terjalnya jalan yang harus mereka daki, agar dapat mencapai tingkat pemahaman yang seperti pemahamanmu dalam memahami keduapuluh delapan kata tersebut, yang dengan mudahnya kau dapatkan, tanpa usaha keras, karena kau adalah penuturku.

Kau tahu betapa melelahkannya itu bagi mereka?

Ya, tentu kau tahu.

Dan seharusnya itu membuatmu bersyukur, karena aku sebagai peranti lunak dalam pikiranmu, telah tertanam secara alami, bahkan tanpa kau sadari.

---

Kulanjutkan. Sebab aku tak penat dan tak jemu-jemu.

Jika dari setiap satu kata dasar, punya 5 saja kata baru yang terbentuk dari keajaiban perimbuhanku, maka setidaknya akan ada 500 ribu kosakata Bahasa Indonesia.

Apakah ini yang disebut miskin itu?

Bah, bahkan kini aku lebih kaya kosakata daripada bahasa Prancis, Portugis, Jerman, Spanyol, Italia, Jepang, Cina dan Korea dan sebagainya. Dan itu pun mungkin belum mencakup kosakataku yang direka khusus untuk bidang-bidang tertentu.

Itu baru dengan anggapan setiap kata dasar menurunkan 5 kata baru.

Bagaimana jika menurunkan 10 atau 12 atau 17 kata baru? Bukankah aku lebih kaya daripada bahasa Inggris yang orang bilang berkosakata sejuta itu? Tapi bagiku itu bukanlah perhatian utamaku.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun