Ambillah teguran miring dariku ini, dan perbaikilah ketidaktepatan itu. Karena pembiaran adalah bentuk ketidakpedulian terbesar, dan sungguh aku tersakiti karenanya.
Ingatlah akan sumpahmu untuk menjadikanku bahasa persatuan, bahasa pemersatu berikut segala tanggung jawab yang tersirat di dalamnya.
---
Dan omong-omong, sadarkah kau jika aku menata semua kata-kataku di sini bersih dari cemaran susupan kata asing zaman mutakhir ini, terutama dari bahasa Inggris yang begitu menggurita?
Tidak? Coba cermati sekali lagi.
Aku sengaja melakukannya untuk membuktikan sesuatu kepadamu. Bahwa aku sungguh paripurna, kaya, kuat, cermat, berdaya cipta dan dapat diandalkan. Sehingga aku tak perlu satu pun kata serapan dari bahasa Inggris untuk merangkai semua kalimatku ini dan menghadirkan apa yang kurasakan, di kepalamu.Â
Tidakkah kau tergugah?
Baiklah. Cukup? Selesai?
Hoho, tentu tidak. Jangan pancing aku soal bagaimana serampangannya kalian dalam menggunakanku, mengacak-acakku dengan ala "suka-suka aku".
Cih, begitu abai dan tidak indah.
Tidak semua memang, tapi kebanyakan.