Menurut teori koneksionis Thorndike, pembelajaran muncul dari hubungan antara dorongan yang berkembang untuk bertindak (impuls to action) dan sensasi panca indera (feeling of impulsion). Hal ini menunjukkan bahwa teori behavioris masa kini yang sering disebut teori behavioris berpendapat bahwa anak akan belajar jika tertarik dengan permasalahan yang dihadapinya. Dalam situasi ini, siswa harus mempunyai sikap yang diperlukan untuk memilih jawaban terbaik dari serangkaian pilihan.
Â
Menurut gagasan ini, potensi untuk menerima imbalan atau penguatan eksternal yang berhubungan dengan perilaku yang dihasilkan dari imbalan akan mempengaruhi bagaimana siswa berperilaku.[29]
Â
Bentuk pembelajaran yang paling mendasar adalah "trial and error learning atau selecting and connecting lerning", yang terjadi menurut hukum-hukum tertentu. Oleh  karena itu, teori belajar yang dikemukakan  Thorndike  sering disebut  dengan teori belajar koneksionis atau teori asosiatif.
Â
 Ada tiga hukum utama pembelajaran yaitu:[30]
Â
- hukum akibat
- hukum praktik dan
- hukum persiapan (Gredler, 1991).
Â
Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana  hal-hal tertentu meningkatkan reaksi.
Â