Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya.[26] Menurutnya, respon yang seorang peserta didik berikan tidak semudah itu, karena dari respon yang ia tangkap ada beberapa stimulus yang saling berinteraksi dimana dari interaksi stimulus-stimulus tersebut muncul lah respon peserta didik. Dan dari respon peserta didik inilah mempengaruhi munculnya perilaku peserta didik.
Â
Tujuan pembelajaran menurut teori belajar Skinner ini untuk mengembangkan perilaku yang diinginkan dan membuatnya menjadi kebiasaan. Hal ini dilakukan melalui pemberian reward dan punishment yang disajikan sesuai dengan tingkah laku peserta didik.
Â
Â
Aliran belajar menurut Thorndike
Â
      Thorndike mendefinisikan belajar sebagai hasil interaksi antara stimulus dan reaksi. Stimulus mencakup ide, emosi, dan pengalaman lain yang dapat dirasakan oleh indra, serta perubahan lingkungan sekitar yang mendorong suatu organisme untuk bereaksi atau mengambil tindakan. Reaksi siswa selama belajar disebut respons, dan bisa berupa gagasan, emosi, atau tindakan fisik (sebagai respons terhadap rangsangan eksternal). Konsekuensinya, perubahan perilaku yang disebabkan oleh kegiatan pembelajaran mungkin bersifat aktual, dapat diamati, atau tidak spesifik---yaitu, perubahan tersebut mungkin tidak terlihat. Meskipun tidak dapat menjelaskan cara mengukur aktivitas yang tidak dapat diobservasi, behaviorisme mendukung pengukuran. Nama lain dari teori Thorndike adalah teori koneksionis.[27]
Â
Menurut teori koneksionisme terobosan Thorndike, pembelajaran didasarkan pada hubungan yang berkembang antara dorongan untuk melakukan (impulse to action) dan kesan yang diperoleh melalui panca indera (sense of impression) .Hal ini menunjukkan bahwa gagasan behavioris, yang juga disebut sebagai behaviorisme saat ini, berpendapat bahwa anak akan belajar jika mereka tertarik dengan masalah yang mereka hadapi. Dalam situasi ini, siswa harus mengadopsi pola pikir bahwa mereka dapat memilih jawaban terbaik dari serangkaian pilihan. Menurut gagasan ini, terdapat hubungan antara pengaruh insentif dan respons perilaku, yang berarti bahwa prospek memperoleh imbalan atau penguatan eksternal mengendalikan perilaku siswa.[28]
Â