B. Â Tujuan belajar menurut aliran teori belajar behaviorisme
Â
         Dalam teori behavioristik, perubahan sikap atau perilaku seorang siswa menjadi acuan atau tolok ukur berhasilnya sebuah proses pembelajaran. Dengan memperhatikan  perubahan sikap atau perilaku peserta didik, kita dapat melihat seberapa mendukungnya lingkungan dan metode yang telah pendidik berikan.
Â
Teori behavioristik menyatakan bahwa meskipun belajar adalah suatu kegiatan yang mengharuskan siswa mengungkapkan kembali pengetahuan yang telah diperolehnya dalam bentuk laporan, kuis, atau ujian, tujuan pembelajaran menekankan pada penambahan pengetahuan. Cara penyajian informasi menekankan pada kemampuan tersendiri atau pengumpulan fakta secara bagian demi bagian. semua seutuhnya. Pembelajaran sangat berpegang pada rangkaian kurikulum, artinya sebagian besar kegiatan pembelajaran didasarkan pada buku teks atau literatur yang diperlukan, dengan fokus pada pengembangan kemampuan menyusun ulang isi teks. Hasil pembelajaran menjadi fokus pembelajaran dan evaluasi.
Â
Evaluasi sering kali melibatkan tes kertas dan pensil dengan penekanan pada respons pasif dan keterampilan secara terpisah. Respon yang akurat diperlukan untuk menilai tujuan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya jika memberikan respon "benar" sesuai dengan petunjuk guru.
Â
Evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai dan dipandang sebagai komponen tersendiri dalam proses pembelajaran. Filosofi ini mengutamakan penilaian kemampuan unik setiap siswa.[6]
Â
         Meskipun tujuan pembelajaran menurut teori behaviorisme menekankan pada pertumbuhan pengetahuan, namun pembelajaran merupakan kegiatan "mimetic" yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi dan topik menekankan pada keterampilan individu dan akumulasi rangkaian fakta dari bagian-bagian hingga keseluruhan. Karena pembelajaran secara ketat mengikuti urutan kurikulum, kegiatan pembelajaran terutama didasarkan pada buku teks dan buku wajib, dan penekanannya diberikan pada kemampuan mereproduksi isi buku teks dan buku wajib. Pembelajaran dan penilaian berfokus pada hasil pembelajaran. Penilaian berfokus pada respons pasif dan keterampilan individu. Tes kertas dan pensil biasanya dilakukan. Menilai hasil belajar memerlukan jawaban yang benar. Dengan kata lain, jika siswa menjawab ``benar'' sesuai permintaan guru, berarti siswa tersebut telah menyelesaikan tugas belajarnya. Penilaian pembelajaran dianggap sebagai bagian  terpisah dari kegiatan pembelajaran dan biasanya dilakukan setelah  kegiatan pembelajaran selesai. Teori ini fokus pada penilaian kemampuan belajar individu.[7]