"ULAAARR...?!!" Pekik mereka berbarengan.
Â
"Iya, seekor ular yang sangat besar." Kata Pak Sena. "Biasanya, ular yang sudah sangat tua dan tubuhnya sangat besar, lebih besar dari pohon kelapa. Dia sudah tidak mampu lagi bergerak bebas mencari mangsa. Jadi dia akan diam di satu tempat, dan membuka mulutnya dengan lebar sehingga ada hewan atau manusia yang masuk ke mulutnya dan menjadi santapannya. Ular ini pasti sudah sangat tua dan sangat lama berdiam di sini, sampai tubuhnya menyatu dengan tanah dan tumbuhan di sini. Makanya terlihat seperti bukit atau goa."
Â
"Berarti ular raksasa ini yang sudah memangsa anakku..." Desis seorang bapak. "Biar aku bunuh ular ini!"
"Ya, setuju. Mari Ki Sela, kita bunuh ular ini beramai-ramai!"
Â
Ki Seladharma menatap bukit batu yang mereka pikir ular raksasa itu, dengan wajah membara dan mata berkaca-kaca. Penuh dendam.
Â
"Purnomo, Suwito... akan Bapak balaskan kematian kalian." Ki Seladharma menarik pedangnya yang ia bawa. "Kita bunuh ular raksasa ini!"
Â