Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Setelah aku tersadar penuh, aku mulai meronta ronta seperti cacing kepanasan, aku mencoba melepaskan yang berada di kakiku, pusing... aku seperti ingin pingsan kembali jika aku terlalu lama di posisi seperti ini. Setelah kupikir aku akan pingsan seketika tubuhku terasa melayang untuk sesaat.

            BRAK!!! DUK!!!

"Uhuk... uhukkk..." Sakit sekali terutama kepalaku, sepertinya aku jatuh ke lantai dengan posisi kepala terlebih dahulu, ya iya lah bagaimana tidak, aku diikat dan di gantung secara terbalik.

Untuk beberapa saat aku terkapar di lantai dan mencoba untuk menahan rasa sakit, kalian pasti berpikir bahwa aku seharusnya gagar otak? Hmm mungkin iya tapi sepertinya aku terjatuh hanya 15 cm tapi tetap saja jika kepala yang terlebih dahulu itu tetap saja sakit.

            "Eukhhh..." Aku mencoba menggerakkan kaki aga nyeri tapi tetap ku paksakan, aku tak bisa terus dalam keadaan seperti ini, aku menekukkan kakiku dan memindahkan lenganku ke bagian depan. Ku buka tutup mataku, perlahan ku buka mata dan melihat ke depan, lantai kayu yang kutiduri sekarang terlihat sudah tua dan beruntung sekali aku menghadap ke sebuah lorong pintu, aku melihat lorong yang cukup panjang dan hanya ada lampu remang remang ditengahnya sepertinya aku tidak dapat menemukan sesuatu dilorong itu hanya saja ketika aku menatap ke langit langit... sebuah muka menghadap ke arahku.

            Aku berteriak dalam sunyi,mulutku masih tertutup perban yang belum dibuka, segera aku memalingkan wajah dan memejamkan mata. Beberapa saat aku melihat wajahnya, wajahnya dipenuhi noda darah, tatap matanya sangat kosong dan yang paling mengerikan... lehernya...lehernya sudah setengah putus... secara cepat aku langsung bergeser dan berdiri yang tak kusangka aku lebih banyak melihat orang orang yang sedang digantung secara terbalik.

            Sesak... makin lama dadaku makin sesak, aku membungkukan badan dan menepuk dadaku, tidak! semakin kesulitan untuk bernafas, ku tampar diriku berkali kali aku sungguh ingin terbangun dari mimpi buruk ini, terakhir yang kuingat adalah aku tertidur di dalam bus, kini aku di dalam ruangan yang tak terurus yang penuh dengan orang yang tergantung... terlintas sesuatu di benakku, jika aku berada disini seharusnya yang lain pun disini, jangan jangan mereka semua yang digantung adalah teman temanku... dan... yang kulihat wajahnya... segera ku berjalan memberanikan diri melihat dengan jelas siapa orang yang kulihat wajahnya.

            Tap...tap...taptap...tap.tap..taptap...

            Kenapa rasanya seperti ada dua langkah ketika aku berjalan, ini aneh pikirku, aku mulai melangkahkan kaki dan benar benar memperhatikan langkahku.

            Tap...

            ...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun