"Dari mana kamu mendapatkan buku ini?" Tiba tiba pertanyaan itu terlontar dari mulutku, dia yang tidak memegang bukunya seketika terlihat panic dan cepat cepat mengambil bukunya untuk segera ditulis. Lucu sekali tingkah dia batinku melihatnya, aku tertawa pelan.
      Dari dulu aku memang suka menulis diary ini dan aku mendapatkannya dari ruangan ruangan lain.Â
      Aku mengangguk mengerti, ia membuka lagi lembaran baru dibukunya.
      Kenapa kamu tertawa?Â
      Ia menutupi wajahnya dengan bukunya, itu membuatku tertawa kembali, ia terlihat lebih malu dan tak lama ia tersenyum tertawa tanpa suara.
      "Tingkahmu begitu lucu saja tadi." Ucapku melihat kembali buku bukunya, hingga aku tertuju pada suatu buku yang berada didalam laci yang sedikit terbuka, bukunya terlihat sudah cukup usang dan terlihat nama "Luna's Diary" hingga kuhendak mengambilnya, tanganku dipukuli oleh buku, yang ternyata wanita ini atau Luna tidak ingin buku itu dibaca oleh orang lain, aku segera meminta maaf karena merasa bersalah tetapi ia juga langsung meminta maaf telah memukul lenganku.
      "AAAAAAAAAAAA!"
      Suara teriakan dari luar ruangan tiba tiba terdengar sangat jelas, suara teriakan itu tak berhenti berhenti. Kami bertiga langsung tertuju pada sumber suara.
      "Sepertinya ini suara anak anak perempuan." Azfa berdiri dan langsung menuju pintu, ia melirik ke arah Luna "Apakah benar benar sudah aman?" Luna mengangguk dengan wajah yang menyakinkan. Disaat yang bersamaan aku masih penasaran dengan buku diary luna itu, aku masih bisa melihat bahkan mengambilnya, tidak tidak, aku tidak boleh membaca buku ini, ini privasi Luna.
      "TOLONG! SIAPAPUN TOLONG KAMI!"
      "Ayo kita bantu mereka!" Azfa langsung keluar dari pintu dan tak ada siapapun diluar, Luna sedikit ragu untuk melangkah keluar, aku menghampirinya terlebih dahulu, aku berkata kepadanya kalau dia tidak perlu membantu kami sampai sejauh ini, dirinya cukup bersembunyi disini hingga kami menemukan jalan untuk keluar tapi dia menolaknya dia ingin membantu kami karena itu aku langsung menyuruhnya untuk mengikutiku dari belakang. Kita bertiga langsung berlari ke arah sumber suara, Aku dan Azfa di depan, diikuti Luna dibelakang.