Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Suara gumamam Lena terdengar olehku, Lena sangat ketakutan melihat kedua saudarinya berkelahi satu sama lain.

            Tap...tap...tap...tap...

            Suara langkah kaki terdengar dari lorong tangga, badanku yang sakit membuatku tak bisa berpikir siapa orang yang akan datang, apakah teman temanku, jika iya berarti hanya Putri yang kesini tapi sepertinya dia tidak mungkin berani datang kesini.

            Dari kegelapan seorang wanita muncul, ia berpakaian kebaya, jalannya sangat anggun dan bermartabat, ia tersenyum sungguh manis ia agak menundukkan pandangannya hingga ia tiba di depan ruangan dan mengangkat pandangannya juga membuka perlahan matanya. Bola matanya berwarna coklat keemasan, ia menatap ke arah kami tapi ia tidak memancarkan atau memperlihatkan sesuatu hal yang buruk, jika kamu melihatnya mungkin kamu tak akan mempaling pandangan dan merasa luluh.

            "Kenapa...kenapa seorang pribumi sepertimu bisa masuk kesini...?" Mereka bertiga matanya tertuju kepada wanita pribumi.

            "Cah ayu... sampun cekap, kula mriki sanes kajeng sumerep sampeyan-sampeyan tangled." Wanita pribumi itu berbicara bahasa jawa, aku tak bisa mentafsirkan apa yang ia bicarakan.

            "SIAPA KAMU MELARANG KAMI!"

            "Kula enggal emut menawi sampeyan-sampeyan dereng nate kepanggih kula kalih langsung." Suaranya terdengar sangat halus dan lembut, "Ibu akhirnya bisa melihat kalian secara langsung, Putri putri ibu kini suduh tumbuh besar dan cantik." Tetesan air mata mengalir di pipinya.

            Aku tertuju pada kata 'Ibu',  ketika ia menangis aku tersadar wajahnya terlihat sangat mirip dengan mereka bertiga, mereka bertiga seketika berhenti dan menitikan air mata. Mereka memalingkan wajahnya dan tak ingin tubuh mereka yang hancur dilihat oleh sang ibu, rasa bersalah, rasa malu dan rasa rindu tercampur aduk. Tak ada satupun dari mereka yang menghampiri Ny. Sekar atau ibu mereka. Lina bahkan yang sedang marah seketika memorak-porandakan barang disekitarnya.

            Ny. Sekar menghampiri Lina, "Lina sayang... berhenti nak." Ny. Sekar menggenggam tangan Lina, Lina menolak dan malah melukai wajah Ny. Sekar, Ny. Sekar tetap menggenggam tangannya dan memeluk Lina anaknya. Sekuat apapun Lina melawan, kasih sayang seorang Ibu dan rasa rindu ingin bertemu Ibunya tak ada yang bisa mengalahkan, "Ibu jangan melihat aku bu..."

            "Apapun rupamu apapun wujudmu, kamu tetaplah anak ibu Lina..." Ny. Sekar mengusap lembut rambut anaknya, Lina menangis mendengar perkataan ibunya, "Lena... sini sayang." Ny. Sekar mengulurkan tangannya ke arah Lena, Ny. Sekar tersenyum, Lena perlahan menggapai tangan sang ibunda, Rantai yang mengekangnya seketika terlepas, aku melihat keajaiban, tubuh Lena seketika terlihat normal kembali seperti manusia biasa, tangisan sudah membanjiri pipinya, "Ibu...Ibu..." Lena memiliki mata yang sangat spesial ia memiliki 2 bola mata warna yang agak berbeda warna mata coklat keemasan dan kemerahan, rambutnya yang terurai panjang menambah kecantikan Lena, Lena berhasil menggapai tangan Ibunda dan ia tersenyum, lesung pipi yang manis, Lena memeluk sang Ibu, ketika aku melihat ke arah Lina ternyata Lina memiliki paras wajah  yang sangat cantik dan pemalu, dia memiliki mata merah seperti Tn. Brandy.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun