Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Bagaimana jika kita semua bersama sama langsung ke lantai atas jika memang benar wanita itu satu satunya orang disini dan 3 penjaga berikutnya belum masuk kembali, kita semakin mudah untuk menolong mereka."

            "Sebentar Ung, kayaknya kalau kayak gini lebih gak efektif karena terlalu sempit pergerakannya kalau bareng bareng, lebih baik dibagi dua kelompok." Popi mengusulkan sebuah ide, ia menggigit ibu jarinya sembari melihat terus peta di lantai satu, wajahnya terlihat sangat berpikir keras.

            Tentu saja dari kami ada yang menentang itu karena takut terhadap kematian, ya siapa juga yang tidak takut dengan hal ini. Sebenarnya aku setuju dengan Popi karena memang benar jika bersama sama akan sulit untuk bergerak lebih baik dibagi dua kelompok, aku meminta Popi menjelaskan rencananya. Popi tersenyum bangga, "Jadi begini.." ia menjelaskan secara rinci apa yang dia rencanakan.

            Kini kami menjalankan rencana, kami dibagi dua kelompok, kelompok pertama menaiki tangga terlebih dahulu dan kelompok kedua menunggu sinyal dari kelompok satu untuk menaiki tangga. Lantai dua terlihat aman, sebenarnya lantai dua lah yang harus diwaspadai karena para perempuan mengatakan kalau lantai itu tempat dimana mereka disekap, kami tidak menyusuri lantai dua terlebih dahulu karena terlalu besar resikonya. Kelompok satu memberikan sinyal untuk menaiki tangga, kelompok satu melanjutkan ke lantai atas dan kelompok dua bersiaga di lantai dua, sebenarnya kelompok dua ini dibagi lagi menjadi beberapa tim berpasangan, kelompok dua membuat domino untuk memberikan situasi ke kelompok satu jika terjadi sesuatu dibawah.

            Azhar dan Azfa yang berjaga di depan tangga lantai dua, Sefiera dan Putri berada di tengah tangga lantai dua menuju lantai satu, Popi dan Mela berada didepan tangga lantai satu. Ya aku bersama kelompok satu bersama Nabil, Hasna, Adilah dan Sasa. Untungnya di lantai satu hanya ada 7 ruangan jadi kami tidak kesulitan untuk mengecek ruangannya, lantai satu situasinya terlalu sunyi seperti tidak terjadi apa apa,  Kami berlima bergerak  perlahan mengecek ruangan, jika kami terlalu jauh sampai hilang pandangan dari Popi dan Mela, kami selalu meninggalkan seseorang untuk menjadi perantara jadi dengan ini pandangan kami semua terhubung satu sama lain, dipaling belakang laki laki dan dipaling depan juga laki laki. Hanya tersisa aku dan Nabil dan hanya tersisa dua ruangan, satu ruangan berada di ujung tengah lorong dan satu lagi berada di hadapan kami. Jika peta itu sesuai dengan kenyataan, pintu yang berada di ujung ruangan itu adalah pintu yang menuju luar, sayangnya kita harus menunggu sampai penjaga berikutnya masuk. Aku memegang kenok pintu dan Nabil bersiaga jika ada serangan mendadak dari dalam, aku memberikan isyarat untuk masuk dalam hitungan ketiga...satu...dua...TIGA!!

            BRAAKK!

 

Disisi lain ditangga depan lantai dua. (POV : Azhar dan Azfa)

            "Sepertinya kondisinya aman disini." Azhar dan Azfa pandangannya tidak berhenti melihat kesana kemari, sebenarnya kami sudah cukup lelah mungkin sudah 9 jam kami berada disini sejak kami terbangun.

            Tiba tiba Azhar memandang sesuatu, seseorang berjalan menghampirinya dengan pakaian berwarna biru, bajunya sangat tidak asing bagi dirinya bahkan bentuk tubuhnya tidak asing juga.

            "DINDA!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun