Mohon tunggu...
Alifito Rachmaya
Alifito Rachmaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 2 | SMAN 1 Padalarang

Alifito Rachmaya XII MIPA 2 SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pretty Day/ie

1 Maret 2022   18:08 Diperbarui: 1 Maret 2022   19:30 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Lina yang tanpa basa basi juga langsung mendatangiku dan mengangkat tubuhku terpental ke arah tembok disamping, BRAAK!

            "Sungguh lancang sekali mulutmu dan berani beraninya kamu menyebut NAMA SAYA!" Tubuhku berulang kali di tabrakan ke arah tembok hingga memar semua tubuh sebelah kanan, "Apakah kamu tahu, dirimu itu sangatlah beruntung bahkan kamu seharusnya sudah mati ditanganku seperti teman temanmu!"

            Aku tergelepak, seharusnya aku tak langsung berbicara seperti tadi. "Bukankah kamu marah seperti ini karena kamu dendam kepada rakyat disini? Kenapa!KENAPA KAMU MEMBUNUH KAMI!"

            "Karena kalian! Mempunyai darah yang sama dengan mereka! LIHATLAH LIHATLAH KAMI!"

            "Uhhhuuuk... ta...pi kami semua tidak ada hubungannya dengan masa lalu kalian..."  aku berusaha bangun dan menatap ke arah dirinya.

            "Karena kalian hanyalah pelampiasan bagi kami! saya bahkan sudah membunuh banyak keturunan keturunan mereka."

            "Bukankah ibumu adalah seorang seperti kami..." diriku terasa sangat nyeri sekali.

            "DARI MANA KAU TAHU SEMUA INI! ORANG SEPERTI MU TAKKAN MENGERTI KAMI!" Tubuhku dilempar ke arah bangku singgasana.

            BHUAK! Sepertinya tulangku ada yang retak, tubuhku jatuh ditangga, Lina semakin menggebu gebu dan sangat marah besar.

            Cring...cring....cring...suara besi terdengar sangat jelas, suara nya terdengar jelas dekat diriku, aku menahan rasa sakit tapi tidak bisa, aku berusaha melihat dimana suara besi itu berasal, merangkak...aku merangkak menaiki tangga dan melihat seseorang sedang dirantai, ia mendekatiku... ia merangkak juga seperti apa yang kulakukan, rambutnya sangat berantakan semakin ia bergerak semakin jelas suara suara besi, ternyata itu berasal dari rantai terputus yang berada dikaki dan kedua tangannya, tubuhnya penuh dengan luka bahkan kakinya terlihat sudah tak karuan ada beberapa yang patah tapi mataku tertuju kepada sesuatu yang selalu ia pegang, terlihat dari ujungnya bahwa itu adalah sebuah kunci! Aku teringat perkataan Tn. Brandy anak termudanya yang memegang Kunci untuk pintu darurat.

            "Lena?"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun