Sungguh aku tak kuat... sangat tak kuat... 3 Ruangan terbuka secara bersamaan, Ruangan ini berbeda dari yang sebelumnya, aku memohon untuk berhenti apa lagi yang harus kulihat saat ini.
      Tap!tap!taptap!taptap!
      Aku menurunkan pandanganku, aku mencoba menutupi memejamkan mata tapi tetap saja aku terkurung disini! Perlahan aku melihat kaki... yang keluar lebih dari sepasang... terus...terus...bukan hanya satu orang yang keluar dari ruangan... kenapa?! Kenapa banyak sekali yang keluar dari ruangan?! Aku terus menunduk tak ingin aku melihat bentukan seperti apa yang berdiri di hadapanku.
      Tuk... sesuatu jatuh dan berguling hingga kebawah pandanganku... perlahan aku kira itu suatu bola tapi kenapa bentuknya tidak bulat ternyata secara perlahan ketika itu akan berhenti, aku tersadar, benda itu memiliki seperti apa yang kumiliki, ternyata itu adalah kepala seseorang! Mata putihnya melihat kepadaku! Aku terkejut dan mau tak mau aku mengangkat pandanganku...Aku tak bisa berkata apa apa dan aku tak bisa menjelaskan apa yang ada dihadapanku, aku hanya tahu kalau... mereka...mereka semua adalah... teman temanku...sekaligus ada dua...guruku... tubuh...tubuh mereka sudah sangat mengenaskan dan kepala yang aku liat itu adalah kepala Arif... Badanku terkujur lemas, sekarang di lorong ini 35 orang mengelilingiku, diantaranya aku melihat jasad ibnu dan sisa perempuan yang tak terselamatkan. Mereka tersenyum menyeringai yang mengerikan bersamaan ke arahku dan mengangkat lengannya menunjukkan sebuah pintu yang masih tertutup.
      KR..i.E...t.ttttt... Whusshhhh
      Pintunya seketika terbuka perlahan, aku melihat dari yang sela kecil hingga membesar, ruangan ini ruangan yang seperti berbentuk kelas, ruangan yang gelap yang penuh dengan bercak darah. Badanku...badanku tak kuat berdiri, aku tak ada senderan, penglihatanku mulai kabur, aku melihat ada seseorang di dalam ruangan itu, kenapa...kenapa didalam ruangan itu ada aku... kenapa aku seperti diborgol dan dirantai... badanku mulai terhuyung huyung sepertinya ini batasanku, aku mempasrahkan diri, aku tak bisa menyelamatkan kawan kawan.
      Sebuah tangan menahan badanku untuk tidak terjatuh, seseorang membantu ku berdiri, ia menopang badanku dan berjalan memasuki ruangan yang seperti kelas itu, aku bisa melihat dengan samar samar diriku yang lain yang sedang diborgol berusaha menjangkauku tapi tidak bisa. Hingga tiba aku memasuki pintu yang berada di ujung. Aku diturunkan dan disenderkan ke tembok, ketika ku mau melihat wajah yang mau menolong, aku sudah pingsan.
     Â
      Kini aku terbangun di ruangan yang sama tapi memiliki nuansa yang berbeda, aku melihat semua barang ini yang masih bersih dan terlihat sangat cantik, aku berdiri dan melihat ternyata di ruangan yang sempit ini terdapat tangga menuju kebawah, ruangan ini sepertinya tidak ada didalam peta.
      Apakah aku sudah di akhirat? Atau aku sedang bermimpi?Â
      "Hei... kemarilah..."