Mohon tunggu...
Muna Panggabean
Muna Panggabean Mohon Tunggu... -

seorang pengamat sastra sekaligus pelaku, esais, dan budayawan. tapi yang lebih penting daripada itu semua: seorang ibu rumah tangga, ibu dari 3 puteri dan 2 putera.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Antar Kamu ke Sana

4 Juni 2014   14:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Kalau begitu saya perlu beranjak ke luar dari kamar ini sekaligus menyiapkan sarapan buat kita.”

“Jangan, di sini saja. Temani saya setengah jam.”

“Anda mau saya tidur di sebelah Anda?”

Lelaki itu membuka mata. Dia terlihat kaget. “Apa itu mungkin,” tanyanya.

Chapin tersenyum dan lalu merebahkan tubuhnya di sebelah Benjamin. Dia meletakkan tangan kiri di dada. Tangan kanannya terulur ke bawah, meraih tangan kiri lelaki itu, memasukkan lima jarinya di sela-sela jemari Benjamin. Chapin memejamkan mata. Lelaki itu juga.

Lalu dia terbang. Dia merasa rambut ikal panjangnya tertiup angin deras. Cahaya mulai datang, entah dari mana. Sekelilingnya mendadak benderang. Dia mencari sumber cahaya, tak ada. Dia lalu sadar, dia berada di dalam cahaya. Jana ni leo; na leo ni kesho. Lalu sunyi. Dia bahkan tak mendengar detak jantungnya sendiri.

***

“Ini kopinya, Yai.”

“Gulane cuma sa’ sendok, ora?”

“Nggih. Cuma sa’ sendok.”

“Trus pangananku opo?”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun