“Aku sudah bilang: aku belum tahu. Berdiam saja di sebuah kota yang berjarak ribuan miles dari negeriku ketika sebuah perubahan sedang datang dengan diiringi fanfare yang menakjubkan…, bisa jadi aku bakal menyesal seumur hidup. Aku nggak tahu mau ngapain dan bakal segera tahu setelah ketemu Igor.”
“Igor sudah tahu rencana kedatangan kamu?”
“Kamu belum beritahu dia?”
“Lho, apa hubungannya? Aku pikir kamu hanya ingin menghabiskan liburan tengah tahun bersama Abi dan Umi.”
“Kalau begitu, kamu kasih tahu Igor sekarang.”
“Termasuk memberitahu rencanamu yang belum jelas itu?”
“Ya. Kalau perlu, minta dia menjemput aku di Soekarno-Hatta. Toh sudah gak ada gunanya lagi bagiku untuk berduaan dengan mantan istriku. Maksudku…, hampir mantan.”
“Sudah mantan. Aku sudah tandatangan di kantor Akbar.”
“Kelihatannya kamu gak mau buang waktu.”
“Tentu saja.”
“Atau takut berubah pikiran?”