Lalu lelaki itu datang. Badannya ceking, nyalinya nguing. Orang-orang jahat meriang. Orang-orang miskin girang. Dia pasti kalah kalau digebuk preman. Tapi dia berani, dia bernyali. Itu karena dia punya hati.
Bukan otot, diajeng, bukan okol yang bikin kamu bisa mimpin wong, tapi hati. Laki-laki itu punya hati.”
“Prabowo?”
“Otot. Aku ndak suka.”
“Kamu punya mimpi?”
“Pasti. Aku mau jadi wakil presiden Indonesia di tahun 2039.”
“Kok cuma wapres? Kenapa gak jadi presiden? Nanggung.”
Maryati tersenyum sambil menoleh kepada Brigitta. “Yang jadi presiden: Igor; aku wakilnya.” Sekarang dia memandang ke kejauhan. “Kalau nanti aku ndak kawin sama dia, paling nggak aku jadi wapresnya.”
“Aku?”
“Lha kamu belum ngutarain isi hati kamu ke dia, kamu pasti gak bakal ada dalam daftar kemungkinan.”
“Aku gak mau seperti itu. Aku yang punya daftar; Igor ada di peringkat satu dalam daftarku.”