***
Igor menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Urusan ide dan eksekusi, serahin ke gue. Tapi kita mesti punya angle unik tentang Jokowi. Kalau nggak, apa bedanya kita dengan ribuan tulisan di internet yang udah berbusa-busa bicara tentang Jokowi?”
“Soal itu, serahin ke aku,” Maryati menatap Igor, tajam.
“Kamu serius?”
“Sebagai orang miskin, aku lebih peka dalam menghayati Jokowi daripada kamu.”
“Kok cuma aku? Enam cecunguk ini?”
“Gue sensitip, Gor. Apalagi perut gue. Kalau elo perintahkan kita semua sekarang naik ke mobil, lalu ngacir secepat kancil ke rumah elo untuk menikmati Sop ikan Kalimantan bikinan Tante Mar, gue rela jadi tukang ketik dalam rapat kita nanti.” Dido memegangi perutnya.
Lita menginjak kaki Dido. “Baru jam 10, Do.”
“Gue belum sarapan.”
“Kok jadi gua yang nanggung akibat dari keteledoran elo?” Raymond menjitak Dido.