Mohon tunggu...
Muna Panggabean
Muna Panggabean Mohon Tunggu... -

seorang pengamat sastra sekaligus pelaku, esais, dan budayawan. tapi yang lebih penting daripada itu semua: seorang ibu rumah tangga, ibu dari 3 puteri dan 2 putera.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Antar Kamu ke Sana

4 Juni 2014   14:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu lelaki itu datang. Badannya ceking, nyalinya nguing. Orang-orang jahat meriang. Orang-orang miskin girang. Dia pasti kalah kalau digebuk preman. Tapi dia berani, dia bernyali. Itu karena dia punya hati.

Bukan otot, diajeng, bukan okol yang bikin kamu bisa mimpin wong, tapi hati. Laki-laki itu punya hati.”

“Prabowo?”

“Otot. Aku ndak suka.”

“Kamu punya mimpi?”

“Pasti. Aku mau jadi wakil presiden Indonesia di tahun 2039.”

“Kok cuma wapres? Kenapa gak jadi presiden? Nanggung.”

Maryati tersenyum sambil menoleh kepada Brigitta. “Yang jadi presiden: Igor; aku wakilnya.” Sekarang dia memandang ke kejauhan. “Kalau nanti aku ndak kawin sama dia, paling nggak aku jadi wapresnya.”

“Aku?”

“Lha kamu belum ngutarain isi hati kamu ke dia, kamu pasti gak bakal ada dalam daftar kemungkinan.”

“Aku gak mau seperti itu. Aku yang punya daftar; Igor ada di peringkat satu dalam daftarku.”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun