Lamat-lamat dari kejauhan, tampak sesosok makhluk kayak genuk berjalan ginak-ginuk, ketebang-ketebong sedang menuju rumah Petruk.
“Eee, bagaimana kabarmu dik Bagong, dan bagaimana kabar istrimu?”
“Kabar baik mbakyu…. Ini Lengkung to? Lengkung yang dulu masih ingusan itu?”
“Ya, iya. Ini keponakanmu yang mau nikah sama Nalawati”, jawab Petruk.
“Mbakyu, ini ada kabar…”.
“Lho, belum hajatan kok kamu sudah ngasih amplop to dik? Sudah, sudah, tidak usah repot. Sudah cukup kok dik Bagong” Undanawati pura-pura menolak.
“Mau nyumbang kali mbok…”, Lengkung mencoba menjelaskan.
“Yang mau nyumbang itu siapa?” tegas Bagong.
“Itu surat untuk siapa?”, tanya Petruk.
“Ini dari kang Gareng”.
“Ooo, ya, ini memang tulisannya kang Gareng. Senajan tangannya bengkok, ning tulisannya morat-marit”, ledek Petruk.