Mohon tunggu...
Hery Santoso
Hery Santoso Mohon Tunggu... -

Suka membaca, berdiskusi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petruk Mantu

20 Januari 2016   09:12 Diperbarui: 21 Januari 2016   13:50 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Lengkung, kenapa kamu cengar-cengir sendiri?”, tanya Undanawati.

“Hatiku senang mbok”.

“Senang kenapa?”

“Lha aku ditunggui bapak dan simbok”.

“Kamu ini kok ya ndak ngerti to, simbok sedang sayang-sayangan sama bapakmu, kamu kok nyela saja”.

“Dasar anak tidak tahu malu, ya gini ini”, Petruk membenarkan.

“Mbok ya agak ngerti sedikit gitu to le, le…”.

“Ya harus sabar dan maklum to mbok”.

“Maklum gimana?”, tanya Petruk.

“Bapak sudah pernah jadi saya, tapi saya kan belum pernah jadi bapak. Tegasnya, bapak kan sudah melakoni muda, tapi saya belum melakoni tua seperti bapak. Jadi kalau ada saruning tumindak ki (kalau ada perilaku yang kurang pantas), salah-salah sedikit ya dimaklumi lah”.

“Apiik…. Kamu sekarang kok pandai, nak?”

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun