Mohon tunggu...
Fawwaz Andhika
Fawwaz Andhika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Pembelajar

Suka menulis dan membaca, mendengarkan musik, dan menikmati hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Rakyat: Baru Klinthing (Legenda Rawa Pening)

6 April 2024   16:10 Diperbarui: 10 April 2024   06:19 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

~~~~~

 

            Alkisah, di Desa Mangir, hidup seorang pertapa sakti yang sangat disegani. Orang-orang mengenalnya sebagai Ki Ageng Mangir Wanabaya. Seorang tetua yang dihormati. Desa Mangir sendiri terletak di Kademangan Mangiran, di wilayah Kadipaten Mataram. Ya, pada saat itu Mataram adalah sebuah kadipaten atau keadipatian di bawah Kesultanan Pajang. Pemimpin Kadipaten Mataram saat itu adalah Panembahan Senapati atau Danang Sutawijaya. Baik Ki Ageng Mangir maupun Panembahan Senapati sendiri, merupakan keturunan dari Prabu Brawijaya, raja terakhir Majapahit. Bagus Wanabaya (nama asli Ki Ageng Mangir Wanabaya), adalah keturunan dari Lembu Peteng atau Bondan Kejawan, putra Prabu Brawijaya yang menikahi Dewi Nawangsih, putri Ki Ageng Tarub (Jaka Tarub) dan Dewi Nawang Wulan.

 

            Meski masih saudara, namun Ki Ageng Mangir memilih untuk tidak terlibat apalagi takluk kepada Panembahan Senapati yang ingin memberontak Kesultanan Pajang. Ki Ageng Mangir sendiri terkenal sebagai pertapa sakti mandraguna dan sulit dikalahkan. Ia juga memiliki banyak pusaka sakti. Salah satu pusaka kebanggaannya adalah sebuah keris penjelmaan dari siluman naga. Keris itu memiliki hawa maut dan kekuatan yang luar biasa.

 

            Suatu hari, datanglah Endang Sawitri, kembang Desa Mangir yang cantik rupawan. Putri Ki Demang Taliwangsa, sesepuh Kademangan Mangiran. Endang Sawitri datang menemui Ki Ageng Mangir dengan maksud hendak meminjam keris pusaka untuk upacara bersih desa yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Semula Ki Ageng merasa ragu untuk meminjamkannya, namun Endang Sawitri terus memohon.

 

"Saya mohon dengan sangat, Ki Ageng sudi meminjamkan keris pusaka itu. Romo membutuhkan keris pusaka tersebut, untuk keperluan ritual dalam upacara bersih desa nanti. Ini penting sekali." Kata Endang Sawitri.

"Baiklah, Nini. Saya akan pinjamkan keris pusaka itu. Tapi Nini harus menjaganya dengan hati-hati dan bertanggung jawab. Dan ingatlah pantangannya, jangan sekali-kali keris itu diletakkan di pangkuan seorang perawan!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun