"Sudahlah, lupakan soal anak pembawa sial itu. Kita seharusnya senang dia mati, daripada hidup dan merepotkan kita. Benar kan?"
"Iya, benar Ndara." Jawab Karta dan Sujiman.
Â
Pesta terus berjalan meriah. Semua orang tenggelam, tenggelam dalam kesenangan duniawi.
Â
^^^^^^^
Â
Di tempat lain, yakni di tengah hutan belantara. Di antara rerumputan dan bebatuan, sesosok tubuh manusia tampak bersinar. Tubuh itu bergerak perlahan. Bangkit dan membuka mata untuk pertama kalinya. Bersamaan dengan cahaya yang memancar, entah dari mana bunga-bunga kamboja berguguran menghujani tubuh manusia itu perlahan. Sesosok pemuda belia, matanya terbuka untuk pertama kalinya. Sebelah tangannya spontan menutupi matanya yang silau oleh matahari. Detik itu juga ia tertegun, terkesima. Melihat kedua tangan yang ia miliki untuk pertama kalinya. Memandangi tubuh yang ia miliki sekarang. Meraba wajahnya. Berdiri perlahan.
Â
"Aku mendapatkan tubuh manusia...." Ucapnya. "Aku mendapatkan tubuh manusia. Sekarang aku menjadi manusia. Aku telah menjadi manusia...."
Â