“Tidak.. tidak apa-apa. Aku yang tidak tahu diri.” Jawabnya tergagap. Wajahnya masih bersemu merah. Keringat dingin terlihat menghiasi dahinya, membuat Clara ingin tertawa terpingkal-pingkal tapi ditahannya mati-matian.
“Apa kau selalu seperti ini, Nada?” Tanya Clara penasaran.
“Menolak orang berkenalan? Tergantung dengan siapa dulu.” Jawabnya sambil tersenyum penuh arti kepada Clara sampai membuat Clara merasa gugup.
“Clara,” lanjut Nada, “Boleh aku minta nomor handphone dan alamat rumahmu?”
“Tentu saja boleh!”, jawab Clara antusias.
ϙϙϙ
Handphone Clara sudah berdering beberapa kali tapi tidak juga diangkatnya. Sebuah pesan pun beberapa waktu kemudian tertera di layar.
Clara sendiri sedang berada di kamar mandi. Dia mana tahu jika sudah ada seseorang yang sedang berdiri di depan pintu rumahnya? Dengan sabar tamu itu menunggu di sana karena dia tahu Clara berada di rumah. Darimana dia tahu? Selain mobil Clara masih terparkir rapi di carport, suara dering handphonenya ternyata tidak pelan. Benar-benar tidak pelan!
Begitu Clara keluar dari kamar mandi, terdengar bunyi bel rumahnya berdering. Dihampirinya jendela depan, terlihat seorang gadis sedang berdiri di sana.
“Cari siapa ya?” Tanya Clara dari balik pintu.
“Aku Nada. Boleh aku masuk?” lekas-lekas Clara membuka pintu begitu tahu siapa yang datang.