“Tentu saja.”
“Apakah aku mengganggu?” Tanya seseorang. Keduanya menoleh ke sumber suara.
“Nada? Kukira kau tidak datang. Kenapa begitu terlambat?” Tanya Johan tak percaya. Dia paham betul seperti apa remuk redam hati Nada sekarang. Itulah sebabnya dia tidak berani memaksanya untuk datang ke pesta pernikahannya.
“Aku tadi ada sedikit urusan yang tidak bisa kutinggalkan. Jadi terpaksa datang terlambat. Maaf yaa..” jawabnya dengan nada sedikit parau. Jelas sekali Nada habis menangis. Terenyuh juga Clara memandang mata jeli itu berkaca-kaca. Perlahan dia bangkit dari tempat duduknya lalu memeluk Nada dengan erat.
“Maafkan aku Nada. Ini.. ini demi kebaikan kita berdua.”, bisiknya perlahan. Nada menggigit bibirnya keras-keras. Dia tidak ingin air matanya kembali tumpah ruah lagi.
ϙϙϙ
Hal seperti ini harusnya tak benar. Benar-benar tidak boleh terjadi! Tapi nyatanya, ini benar-benar terjadi! Batin Clara dengan remuk.
Dilihatnya Nada sedang bergandengan tangan dengan seorang lelaki dan lelaki itu adalah Bass. Yaa, akhirnya Nada memilih untuk mengikuti jejak Clara walau belum sampai menikah. Dia tidak berani menentukan pilihannya kepada orang lain. Clara cukup mengenal Bass dan mengatakan kalau dia cukup baik, lalu apa salahnya mencoba berhubungan dengan lelaki itu?
Digigitnya bibir bawah sendiri sampai terasa amis. Jemarinya mengepal kencang hingga memutih. Apakah aku cemburu? Kenapa? Batin Clara lagi. Matanya mulai berkaca-kaca. Dia tidak pernah menyangka akan merasakan hal ini. dia tidak pernah memikirkannya sebelum ini.
“Clara?” Bass yang melihat Clara terlebih dahulu langsung menyapa. Clara terhenyak dalam lamunan. Dilihatnya Nada sedang memandanginya. Cepat-cepat dia alihkan tatapan matanya. Sebisanya, dia tidak ingin sampai air matanya kelihatan habis tumpah.
“Sedang apa di sini? Mana Johan?” Tanya Bass lagi tanpa melepaskan genggaman tangannya pada jemari Nada. Clara tanpa sadar memandangi kedua tangan itu. Melihat hal tersebut, Nada segera melepaskannya lalu datang menyongsongnya.