“Sejak pertama kali aku membaca novelnya, aku sudah mulai jatuh hati padanya.”
“Apa?” seru Johan terkejut.
“Kau tidak tahu betapa memukaunya tulisan Clara itu.” Kata Nada dengan wajah bersemu merah. Johan terkesima memandangi wajah gadis di hadapannya. Tapi cepat-cepat dia menggelengkan kepalanya.
“Aku tidak habis pikir, bagaimana mungkin kau bisa menyukai sesama perempuan.” Tanya Johan dengan suara tertahan.
“Saat aku selesai membaca karya Clara untuk yang pertama kali, aku memang jatuh hati pada tulisannya. Tapi, itu belum cukup membuatku untuk berbuat nekat seperti tadi.”
“Lalu?”
“Saat aku pertama kali melihat Clara di café itu..”
“Ooh.. Tuhan! Ini benar-benar salahku!” sela Johan sambil menjambak rambutnya. Terlihat benar wajah frustasi di wajahnya yang tampan.
“Kau sendiri pasti juga sadar kalau Clara punya pesona yang sulit untuk ditolak setiap mata yang melihatnya.”
“Aku tahu! Tapi kau kan perempuan!”
“Lalu apa salahnya?”