“Tidak. Kau tidak boleh pergi dalam keadaan seperti ini. aku tidak akan membiarkanmu pergi.” kata Nada lembut. Clara masih terus berontak tapi Nada malah berusaha untuk meraihnya dalam pelukan. Dia peluk tubuh Clara perlahan. Kini Clara sudah menyerah. Hanya terlihat bahunya berguncang-guncang akibat tangisan.
“Bukankah kamu yang menginginkan ini?” Tanya Nada berbisik. Clara masih juga menangis sesenggukan.
“Aku tahu.” Jawab Clara akhirnya.
“Apakah kamu cemburu, Clara?” Tanya Nada sekali lagi. Ditatapnya mata Clara yang memerah.
“Clara, kumohon lihatlah aku.” lanjut Nada meminta. Perlahan dialihkannya sorot mata sayu itu melihat mata jeli Nada. Dipandanginya lama. Air matanya kembali tumpah. Digigitnya bibir bawah sendiri, lalu mengangguk perlahan. Nada menghela nafas perlahan. Dia bingung, entah sekarang harus bahagia atau bagaimana.
“Bagaimana dengan Johan?”
“Aku tidak ingin melepaskannya. Dia begitu baik padaku dan aku.. aku mulai bisa mencintainya.” Jawab Clara lirih. Nada menatapnya tak mengerti.
“Bagaimana ini bisa terjadi? Kau mencintai dua orang dalam waktu yang sama?”
“Aku tidak pernah mengharapkan ini. selama ini.. selama ini aku tidak pernah mengira kalau aku menyukaimu. Aku hanya merasa sakit saat melihat kalian tadi. Aku.. aku memang sering merasa rindu padamu. Tapi kukira ini hanyalah rindu biasa saja.” jelas Clara.
“Lantas kau maunya bagaimana?”
“Aku? Kenapa aku yang harus memutuskan?” Tanya Clara tidak mengerti.