“Clara, aku ingin sepanjang hidupku membahagiakanmu.”
ϙϙϙ
“Apa ada yang kulewatkan?” Tanya Nada dengan menunjukkan mimik penasaran. Johan sudah berlalu beberapa waktu dari situ.
“Tidak. Kau tidak melewatkan apa-apa.” Jawab Clara sekenanya. Dia jelas tidak ingin orang lain tahu tentang hal ini.
“Ooh..”
“Bagaimana harimu? Apakah kau bisa menghiburku? Aku benar-benar merasa bosan di sini.” Katanya sambil memalingkan mata ke arah jendela. Dilihatnya di luaran sana mentari bersinar lembut. Suasana taman rumah sakit itu terlihat begitu asri. Ingin sekali dia keluar dari dalam kamar walau hanya sekedar duduk di atas rerumputan.
“Aku akan minta izin pada perawat dulu kalau begitu.”
“Nada, sekalian cari pinjaman gitar ya?”
ϙϙϙ
Angin pagi bertiup sepoi-sepoi membelai rambut Clara yang dibiarkan tergerai lepas. Nada sudah memulai pertunjukkannya sedari tadi. Suaranya yang bening lembut terdengar mengalun lirih. Petikan gitarnya begitu elok, membuatnya tak malu mempertontonkan kemahirannya dalam memainkan alat music yang satu ini di depan banyak orang. Clara sedari tadi bersandar lemah pada bahu Nada dalam diam. Dia benar-benar menikmati hiburan ini sungguh-sungguh. Dia baru menyadari kalau dia ternyata begitu merindukan Nada.
“Clara, Johan bilang kau pun berbakat juga dalam hal tarik suara. Aku jadi penasaran ingin mendengar suaramu.”