Mohon tunggu...
SedotanBekas
SedotanBekas Mohon Tunggu... Administrasi - ponakannya DonaldTrump

Saya adalah RENKARNASI dari Power Ranger Pink

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Monumen Kela(M)in

17 April 2022   05:24 Diperbarui: 17 April 2022   06:03 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Aku juga sebenernya bingung sih bang." orang yang satu lagi menyahut "Kenapa tiba-tiba di pagi buta banyak pejabat, politisi jadi jujur, malah bukan cuma mereka, semua orang juga jadi jujur termasuk aku. Tadi pagi aku jujur ke istri sebenarnya sebelum menikah aku pernah menghamili anak orang dan istri jujur kalau sebelum menikah sampai sekarang dia masih berhubungan dengan orang lain."

            "Iya benar tuh." kata orang dengan kepala berdarah, "Entah kenapa aku jadi jujur, kayak ada dorongan besar. tadi pagi juga aku jujur sama keluarga kalau aku lebih suka laki-laki ketimbang perempuan, aku jujur berhenti kuliah dan keluargaku juga sama, ibuku jujur kalau aku bukan anaknya. Ayahku jujur kalau selama ini dia kerja sebagai intel di kepolisian, aneh kan?"

            Saya yakin betul ini akibat mimpi Kosasih, tidak seperti yang dibayangkan. Saya pikir jika semua orang jujur keadaan akan tentram karena tidak bakal ada orang-orang munafik lagi tapi nyatanya kenapa jadi berantakan begini.

            "Maaf nih bang, terus kenapa orang-orang turun ke jalan?" kata Kosasih

            "Oh, begini bang. Jujur saja kami tidak kaget kalau pejabat atau politisi itu punya kelakuan busuk tapi kami sangat marah ketika Ibu Kanjeng muncul di televisi dan bilang uang untuk bikin monumen berbentuk kelamin itu adalah uang hasil penjualan beberapa BUMN dan tambang. Fantastis nilainya. Bayangkan bang hasil penjualannya sampai 11.000 triliyun. Ibu Kanjeng bilang uangnya memang tidak digunakan semuanya untuk membangun monumen tapi untuk dibagi adil kepada semua pihak yang terlibat."

            "Babi memang mereka." orang yang kepalanya berdarah  mengumpat, "Jika uangnya dipakai untuk melunasi hutang negara sih masih okelah tapi ini, memang orang-orang sialan. Teriak NKRI harga mati tapi nyatanya jual NKRI harga promosi."

            "Tadi yang saya dengar Presiden dan wakilnya mengundurkan diri, Menteri-menterinya juga sama. Sekarang negara kita tidak punya pemimpin, kacau. Kami kecewa, marah."

            Raut wajah Kosasih berubah jadi kusut setelah mendengar penjelasan dua orang dihadapannya. Dia berdiri, pergi begitu saja. Kedua orang meneriakinya agar kembali tapi Kosasih tidak peduli dan saya mengikutinya.

            Jauh sekali dia berjalan, tidak istrahat barang sebentar saja. Air matanya menetes tidak habis-habis. Dia tidak peduli dengan keadaan sekitar sama sekali, barangkali dia juga tidak peduli kalau saya mengikutinya atau tidak.

            Hari semakin terik, matahari memanggang, sisa-sisa kebakaran membuat udara semakin panas. Sepanjang jalan saya melihat kejadian-kejadian konyol. Ada orang yang berjoget-joget di jembatan sambil teriak-teriak "Aku biduan, aku biduan.", ada juga kejadian yang mengerikan, yaitu orang melompat dari atap gedung, dari bisik-bisik di lokasi kejadian, dia begitu karena istrinya jujur bahwa anak-anak mereka bukan darah dagingnya ditambah usahanya ludes hanya dalam waktu semalam. Ada juga toko swalayan yang diserbu banyak orang yang membawa spanduk "Kembalikan uang kami."

            Sekarang saya sepakat dengan Kosasih bahwa kemampuannya bukan keistimewaan. ini kutukan sebab yang semenjak Kosasih punya kemampuan, kekacauan datang tidak henti-henti. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun