Memecah hening Haji Idang membuka kenangan masa kecilnya. Dia bilang Kakek Duloh sudah banyak berjasa di hidupnya, seperti menyelamatkannya saat tenggelam di balong, mengenalkannya pada Sukesih yang sekarang menjadi istrinya bahkan saat anak pertamanya lahir, Kakek Dulohlah yang menanggung semua biaya lahiran. Dulu usaha toko kelontong Haji Idang tidak besar, masih miskin.
      "Loh, kita tuh sudah kenal lama. Jadi aku tahu kalau kamu lagi suntuk banget. Cerita atuh kalau masih mau anggap kita teman mah".
      Seumpamanya balon yang diisi angin terus-menerus pasti lama-lama akan pecah, begitu pun Kakek Duloh, pada akhirnya dia tidak kuat menahan takut dan khawatir yang bertambah setiap detiknya. Setelah malam berjalan semakin jauh Kakek Duloh berterus terang, katanya "Aku mau ngomong jujur tapi kalian harus janji cuma kita saja yang tahu." Haji Idang setuju, Ustad Muri pun sama.
      Kakek Duloh menceritakan sedetail mungkin tentang kemampuan istimewa Kosasih, mulai dari ikan mas sampai pergi ke Bandung. Dia juga membeberkan alasan kenapa dia takut kalau sampai orang lain tahu.
"Duh Duloh... Duloh... kalau aku jadi kamu sih sudah pasti dimanfaatin." kata Haji Idang setelah mendengarkan penjelasan "Coba pikir baik-baik, kemampuan Kosasih kalau bisa diolah pasti bisa ngasilin banyak duit itu."
"Husst." Ustad Muri menyela "Kan Pak Haji dengar kalau Kang Duloh tidak mau."
Haji Idang mendebat Ustad Muri, katanya. "Mur, zaman lagi susah begini jangan munafik. Gak ada yang salah kok kalau sedikit ambil keuntungan dari kemampuan Kosasih dari pada mubazir, ya kan?"
"Tidak begitu juga Kang Haji, barusan Kang Duloh bilang kalau dia lebih memilih merahasiakan supaya gak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Hargain atuh kang!"
"Halaah, sok iya kalian berdua." ketus Haji Idang.
"Dang, hirup mah tong loba ngejar dunya. Nyesel aing carita." kata Kakek Duloh sambil berlalu, masuk rumah, menggebarak pintu keras-keras, marah.
Hari-hari setelahnya semua berjalan normal seperti adanya, meski ada beberapa kejadian dari mimpi Kosasih yang menjadi kenyataan tapi tak masalah karena masih bisa diatasi.