Bagaimana diri dengan entengnya pasrah
Sedangkan hatiku yang masih berstatus gundah
Ingin ku jamah dengan keadaan yang tabah
Tapi, sudahkan rautannya yang masih ingin bertahta dengan ramah
*Keesokan Harinya*
"Wan, bagaimana? kau belum menjawab semua pertanyaan yang kemarin masih menggantung." Tanyanya dengan rasa harap yang berlebih.
"Fit, jujur. Aku iba padamu dengan situasimu yang seperti ini. Akankah cinta karena kasihan ini bisa diteruskan?" Tanyaku padanya.
"Aku mohon, Wan. Cuma kamu yang bisa menolongku. Jika tidak...."
"Tidak, apa?"
"Aku gugurkan saja janin yang tak guna ini."
"Hei apa-apaan kamu" ( dengan nada yang sedikit meninggi. Refleks yang mengakibatkan dia tercengang mendengarnya ).