25 menit kemudian
"Hai, Fit. Maaf menunggu lama, ya?"
"Santai, Wan. Aku juga nggak buru-buru kok."Â
Seperti tak biasanya. Fitri terlihat cemas akhir-akhir ini.Â
"Ada apa, Fit? apa ada masalah?"
Empat bola mata yang tak sengaja bertaut dengan jarak yang hanya berjarak satu setengah meter ini pun berurai degup jantung yang menderu sangat laju.
Bibirku mungkin bisa saja mendarat di bibirnya saat ini.
"Tolong aku, Wan. Aku butuh kamu."
"Ada apa? Siapa yang mengusikmu? Kenapa kau sangat gelisah begini?"
"Senyumku telah direnggut oleh seseorang..."
"Seseorang siapa?" Aku semakin penasaran dengan setiap sepenggal kata yang dia katakan padaku, hatiku semakin tak karuan.