Cinta yang berlabuh, memang tak mengenal tempat dan waktu yang terus berkutat.Â
"Maaf, apakah ini masih lama?" Tanya si wanita itu.
"Sebentar lagi sampai, puan. Tunggu sebentar, ya. "
"Baiklah, terima kasih sebelumnya."
Aku yang berusaha memberanikan diri untuk memulai percakapan yang akan sangat basi mungkin, kedengarannya.
"Kalau boleh tahu, puan berdomisili dimana?" Tanyaku.
"Oh, saya pendatang disini, tuan. Saya ditugaskan bekerja di daerah sini, kalau boleh tahu namanya siapa, tuan?"
Dengan wajah yang tidak karuan bentukannya, aku pun membalas pertanyaannya. "Nama saya Setyawan. Puan sendiri namanya siapa?"
"Oh. Nama saya, Fitri Nur Fadilah. Panggil saja Fitri."
"Oke Kak Fitri."
"Jangan panggil kak, Fitri saja. Biar terlihat akrab."