"Kerja lah, Wan. Tapi udah luang nih. Lah kamu sendiri ngapain bengong gak jelas, ada apa?"Â
Ada rasa gelisah dihatiku, seperti guncangan yang tak bisa kutafsirkan dengan frasa-frasa yang menggeliat difikiranku. Angan yang tersapu sendu dengan berbagai kesah yang tak berkesudahan.Â
"Iya, Yo. Rasanya aneh. Aku sudah lama tidak bertemu dengan dia. Padahal hanya teman biasa. Tapi kok begini rasanya. Aneh, Yo."Â
"Cinta maksudmu, Wan?"
"Tumben kamu connect, Yo. Biasanya lama sekali nyambungnya."
"Kalau masalah itu, aku gerceo, Wan. Namanya manusiawi. Rasa itu pasti pernah hingga di hati setiap orang yang bernyawa, Wan, emangnya siapa sih wanita yang kau maksud. Mungkin aku kenal orangnya."
"Kau tak perlu tahu, Yo."
Belum sempat Tyo membalas percakapanku, aku segera meninggalkannya dan menuju ke sebuah tempat yang bisa jadi, itu menjadi spot ternyaman selama aku bekerja disini.
Andai kau hadir sepenggal saja, Rin
Mungkin semi jiwaku
Andai abu itu tak berarti