"Sayang, ini aku buat puding cobain ya!"
Dewi datang dengan membawa piring berisi puding coklat dengan fla vanilla, dan memberikannya kepada Fikri.
"Maaf, tapi aku masih kenyang!"
Fikri menolak puding pemberian Dewi, seketika wajah Dewi terlihat sedih, aku diam-diam melirik ke arah Fikri, dan mengaggukkan kepala, memberi tanda agar Fikri mau menerimanya dan mencicipi puding buatin Dewi meski hanya sedikit.
"Tapi bolehlah, kelihatannya enak Wi, aku cobain ya!"
Fikri segera mengambil puding yang sudah Dewi taro di atas meja.
"Gitu dong sayang, gimana puding buatan aku? Enakkan?"
Dewi mendekat ke arah Fikri, menatap Fikri dengan manja, aku melihat Dewi sangat bahagia, dan Dewi berhak untuk bahagia.
"Kalian ngobrol lagi ya, aku ke kamar sebentar, sepertinya mata mulai ngantuk!"
Aku Tersenyum pada Fikri dan Dewi, Fikri menatapku kembali, seakan dia tidak ingin aku pergi, aku memang tidak ingin pergi, tapi aku tidak ingin merusak suasana kebahagiaan Dewi, aku bisa merasakan malam ini Dewi terlihat sangat bahagia, sangat. Aku berjalan menuju kamarku.
"Tuhan, jika memang Fikri sungguh dapat membuat Dewi bahagia, dekatkanlah hati mereka, meski aku sangat mencintai Fikri, tetapi aku lebih mencintai adik kandungku sendiri, kebahagiaan Dewi adalah segalanya!"