Mohon tunggu...
YoumiSr
YoumiSr Mohon Tunggu... -

I like writing what come to my mind 💻

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta untuk Dewi

19 Januari 2019   00:00 Diperbarui: 19 Januari 2019   00:09 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terdengar suara seorang laki-laki menawarkan bantuan untuk mendobrak kamar Dewi. Laki-laki itu bernama Rifki, anak dari Pak Ridwan tetangga sebelah rumah, rupanya Rifki mendengar jeritan Ibu yang panik, dan dia langsung datang kerumah, entahlah apa jadinya jika Rifki tidak ada, semenjak Bapak meninggal, aku, Ibu dan Dewi hanya bertiga dirumah.

"Braaakkkk..."

Seketika pintu kamar Dewi terbuka, aku dan Ibu langsung masuk ke kamar Dewi, Rifki merapihkan pintu yang hampir rubuh.

"Dewi..."

Aku menjerit, melihat tangan Dewi yang berlumuran darah, Dewi terkulai lemas dilantai, wajahnya pucat. Ibu terus menangis, suasana rumah seketika berubah menjadi menegangkan.

"Wit tolong jangan panik, biar aku obati luka Dewi, aku butuh batu es untuk menghentikan pendarahannya, juga kain steril atau perban untuk menutup lukanya!"

Rifki mengangkat tubuh Dewi yang mungil, dia merebahkan Dewi diatas kasur, aku segera mengambil yang Rifki minta tadi. Ibu terus menangis, membuat suasana semakin kacau, entah apa jadinya jika Rifki tidak ada.

"Ibu, sudah tidak usah menangis terus, Dewi tidak apa-apa Bu, hanya luka sedikit karna Dewi memecahkan kaca meja riasnya, sudah saya tangani, kini biarkan Dewi istirahat, alangkah baiknya jika Ibu juga ikut istirahat!"

Rifki mendekat ke Ibu yang masih menangis disebelah Dewi, mengusap kepala Dewi dengan penuh kasih sayang, lalu Ibu merebahkan badannya disisi Dewi, aku berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air putih, Rifki pasti haus.

"Rif silahkan diminum, maaf hanya air putih!"

Aku menghampiri Rifki yang kini duduk diruang tamu, Rifki menatapku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun