Kali ini aku memberanikan diri menatap Rifki, Rifki tersenyum.
"Kalau begitu malam minggu besok, aku boleh menemani kamu disini?"
Rifki kembali menggoda ku, tatapan matanya kali ini tepat menuju ke kelopak mataku. Tak kusadari akupun menatap mata Rifki. Aku tersenyum dan mengagukkan kepala.
______________________________
Hari sabtu ini cuaca terlihat cerah, aku yang masih cuti kerja merapihkan rumah, meski ada Bi Ijah yang membantu, tetap saja aku tidak betah kalau tidak ngapa-ngapain dirumah.
"Bi, Dewi sudah bangun?"
Aku menemui Bi Ijah yang sedang menjemur pakaian dihalaman depan rumah.
"Neng Dewi lagi di dapur dari pagi, Bibi mau masak katanya biar neng Dewi saja!"
Mendengar jawaban Bi Ijah, aku segera berjalan ke dapur, tidak seperti biasanya Dewi masak? Aku kawatir Dewi melukai dirinya dengan benda tajam yang ada di dapur.
"Wi, lagi apa..? "
Aku bertanya dengan sangat hati-hati, Dewi terlihat begitu bersemangat, dia sudah mandi dan dandan rapih, memakai baju terusan berwarna biru dongker dengan rambut dijepit, jepitan rambut senada dengan warna bajunya.